Tugas 2:
Nugroho Chalifanto
8105112283
AP Reg 2011/EA/FE
Pengertian dari:
-
Ciri atau karakteristik berpikir filsafat
-
Cabang-cabang filsafat
-
Aliran filsafat
1. Ciri
atau Karakteristik Berpikir Filsafat
a) Sistematis
Dalam
mengemukakan jawaban terhadap suatu masalah, para filsuf memakai
pendapat-pendapat sebagai wujud dari proses befilsafat. Pendapat-pendapat itu
harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung maksud dan tujuan
tertentu.
b) Mendalam
Mendalam dalam hal ini ialah filsafat
berpikir tidak setengah-setengah melainkan berpikir secara lebih jauh ke dalam
sebuah kajian dari sebuah materi yang sedang dikaji agar didapatkan sebuah ilmu
pengetahuan yang sempurna dan lebih kompleks.
c) Mendasar
Pemikiran
yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental atau esensial obyek. Seorang
filsuf seolah-olah mendapat panggilan untuk membiarkan pikirannya menjelajahi
kenyataan. Namun, fase berikutnya adalah bagaimana ia merumuskan
pikiran-pikirannya itu agar dapat dikomunikasikan pada orang lain serta
dipertanggungjawabkan berdasarkan ilmu-ilmu dasar yang melandasinya serta
didasarkan permasalahan yang sedang dihadapi.
d) Analitik
Berpikir
kritis terhadap konsep dan arti-arti yg biasanya diterima begitu saja oleh
ilmu. Ciri berpikir ini selalu memecahkan persoalan dengan penalaran yang
ilmiah dan selalu membuat analisis-analisis yang relevan dengan fakta yang ada.
e) Komprehensif
Berfikir
secara filsafat berusaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
Artinya Filsafat tidak pernah berpikir secara sederhana tanpa melihat
keseluruhan dari bahan kajian yang sedang dikaji.
f) Spekulatif
Hasil
pemikiran yang didapat dan dijadikan dasar bagi pemikiran selanjutnya, artinya
membuat dugaan-dugaan yang masuk akal dengan tidak berdasarkan pada bukti
tetapi bukan berarti tidak ilmiah.
g) Representatif
Cara berpikir filsafat yang harus mewakili
dari kajian-kajian yang sedang dikaji dalam artian tidak memihak pada
aspek-aspek tertentu(berat sebelah) sehingga akan didapatkan hasil kajian yang objektif.
h) Evaluatif
Ciri berpikir yang menggunakan berbagai
kriteria yang relevan dengan penilaian guna mengevaluasi kajian yang telah
dilakukan untuk melihat masih adakah kekurangan yang terlihat pada kajian yang
sedang dikaji.
2. Cabang-Cabang
Filsafat
a. Epistemologi
Pengetahuan
tentang pengetahuan. Pertanyaan-pertanyaan tentang kemungkinan-kemungkinan
pengetahuan, tentang batas-batas pengetahuan, tentang asal pengetahuan
dibicarakan dalam epistemologi. Kata epistemologi berarti "pengetahuan
(Yunani:logia) tentang pengetahuan (episteme)".Dalam sejarah filsafat,
terlihat suatu gerakan gelombang dari periode-periode perkembangan dan
zaman-zaman skeptisis. Setiap akan mencapai suatu puncak, orang akan mulai
ragu-ragu. Orang bertanya, apakah didunia ini memang pernah akan mampu mencapai suatu kepastian
tentang kebenaran pengetahuan kita.
b. Etika
Cabang
filsafat ini disebut juga filsafat moral yang berbicara tentang tindakan manusia dalam
menjalani kehidupannya.
c. Estetika
Filsafat
ini juga disebut filsafat seni karena menyelidiki mengapa sesuatu dialami
sebagai suatu indah.
d. Metafisika
Cabang
filsafat yang berbicara tentang pertanyaan apakah Tuhan ada dan nama-nama
tentang illahi.
e. Politik
Filsafat yang mempelajari cabang studi dari
filsafat yang membahas tema-tema kebebasan, keadilan, hak milik, hak-hak, dan
juga menganalisis dari sudut pandang pemerintahan/kekuasaan.
f. Filsafat Agama
Filsafat yang berhubungan dengan agama yang
dianut seseorang dan selalu mengaitkan kehidupan ini dengan keberadaan tuhan
sang pencipta dan terkadang banyak pertentangan dengan memisahkan filsafat
dengan agama.
g. Filsafat Ilmu
Bagian dari filsafat yang menjawab beberapa
pertanyaan mengenai hakikat ilmu . Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat,
asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya ilmu alam dan ilmu
sosial, filsafat ilmu amat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi.
h. Filsafat Pendidikan
Filsafat ini merupakan salah satu bidang
filsafat yang memfokuskan kajiannya dalam bidang pendidikan dan proses
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya piker
(intelektual) maupun daya perasaan (emotional) menuju arah tabi’at manusia.
i.
Filsafat
Hukum
Ilmu yang mempelajari hukum secara filosofis
dan mempelajari hukum-hukum yang bersangkutan dengan kehidupan di masyarakat
luas.
j.
Filsafat
Matematika
Salah satu cabang filsafat yang mengkaji
anggapan-anggapan filsafat, dasar-dasar, dan dampak-dampak matematika untuk
memberikan rekaman sifat dan metodologi matematika dan untuk memahami kedudukan
matematika di dalam kehidupan manusia.
k. Kosmologi
Cabang
filsafat yang disebut juga dengan filsafat alam karena berbicara tentang alam,
kosmos. Cabang filsafat ini juga mempersoalkan dunia material, susunannya,
aturannya, mencari hakikat dari waktu dan tempat, gerakan, hidup, dan
sebagainya.
3. Aliran
Filsafat
a) Rationalisme
Rasionalisme adalah mashab filsafat ilmu yang berpandangan bahwa rasio
adalah sumber dari segala pengetahuan. Dengan demikian, kriteria
kebenaran berbasis pada intelektualitas. Strategi pengembangan ilmu
model rasionalisme, dengan demikian, adalah mengeksplorasi gagasan dengan
kemampuan intelektual manusia.
b) Idealisme
Idealisme adalah tradisi pemikiran filsafat yang berpandangan bahwa
doktrin tentang realitas eksternal tidak dapat dipahami secara terpisah dari
kesadaran manusia. Dengan kata lain kategori dan gagasan eksis di dalam ruang
kesadaran manusia terlebih dahulu sebelum adanya pengalaman-pengalaman
inderawi. Pandangan Plato bahwa semua konsep eksis terpisah dari entitas
materinya dapat dikatakan sebagai sumber dari pandangan idealism radikal. Karya
dan pandangan Plato memberikan garis demarkasi yang jelas antara
pikiran-pikiran idealis dengan pandangan materialis. Aritoteles menjadi orang
yang memberikan tantangan pemikiran bagi gagasan-gagasan idealis Plato.
Aristoteles mendasarkan pemikiran filsafatnya berdasarkan materi dan fisik.
c) Positivisme
Aliran yang berpendirian bahwa
filsafat hendaknya semata-mata berpangkal pada peristiwa yang positif, artinya
peristiwa-peristiwa yang dialami manusia. Positivisme adalah doktrin filosofi dan ilmu
pengetahuan sosial yang menempatkan peran sentral pengalaman dan bukti empiris
sebagai basis dari ilmu pengetahuan dan penelitian. Terminologi positivisme
dikenalkan oleh Auguste Comte untuk menolak doktrin nilai subyektif, digantikan
oleh fakta yang bisa diamati serta penerapan metode ini untuk membangun ilmu
pengetahuan yang diabdikan untuk memperbaiki kehidupan manusia.
d) Eksistensialisme
Aliran
yang berpendirian bahwa filsafat harus bertitik tolak pada manusia yang
kongkret, yaitu manusia sebagai eksistensi, dan sehubungan dengan titik tolak
ini. maka bagi manusia eksistensi itu mendahului esensi.
e) Hedonisme
Aliran
yang berpendapat bahwa perbuatan susila itu ialah perbuatan yang menimbulkan
‘hedone’ (kenikmatan dan kelezatan).
f) Stoisme
Aliran
yang meletakkan kebajikan pada kepuasan emosional dan spiritual. Pandangan
terhadap moralitas tersebut didasarkan pada tujuan apa yang terkandung dalam
suatu bentuk tindakan untuk menentukan benar atau salahnya suatu tindakan.
g) Marxisme
Filsafat
perjuangan kelas buruh untuk menumbangkan kapitalisme dan membawa sosialisme.
h) Realisme
Realisme berpandangan bahwa kenyataan tidaklah terbatas pada pengalaman
inderawi ataupun gagasan yang tebangun dari dalam. Dengan demikian realisme
dapat dikatakan sebagai bentuk penolakan terhadap gagasan ekstrim idealisme dan
empirisme. Dalam membangun ilmu pengetahuan, realisme memberikan teori dengan
metode induksi empiris. Gagasan utama dari realisme dalam konteks pemerolehan
pengetahuan adalah bahwa pengetahuan didapatkan dari dual hal, yaitu observasi
dan pengembangan pemikiran baru dari observasi yang dilakukan. Dalam konteks
ini, ilmuwan dapat saja menganalisa kategori fenomena-fenomena yang secara
teoritis eksis walaupun tidak dapat diobservasi secara langsung.
i)
Materialisme
Aliran
yang berpendapat bahwa hakikat hidup seseorang itu bersifat materi.
j)
Utilitarianisme
Aliran
yang menilai baik dan buruknya perbuatan manusia ditinjau dari aspek kecil dan
besarnya manfaat bagi sang manusia tersebut (utility = manfaat).
k) Spiritualisme
Aliran
yang berpendapat bahwa hakikat hidup seseorang itu bersifat roh dan berhubungan
dengan hal-hal yang dianggap memiliki kekuatan lain(gaib) namun tetap ilmiah.
l)
Liberalisme
Aliran
ini didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan
hak adalah nilai politik yang utama. Liberalisme menolak adanya pembatasan,
khususnya dari pemerintah dan agama