Selasa, 01 Januari 2013

Tugas Kwn 2


Tugas 2:
Nugroho Chalifanto
8105112283
AP Reg 2011/EA/FE

Pengertian dari:
-          Ciri atau karakteristik berpikir filsafat
-          Cabang-cabang filsafat
-          Aliran filsafat

1.      Ciri atau Karakteristik Berpikir Filsafat

a)      Sistematis
Dalam mengemukakan jawaban terhadap suatu masalah, para filsuf memakai pendapat-pendapat sebagai wujud dari proses befilsafat. Pendapat-pendapat itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung maksud dan tujuan tertentu.

b)      Mendalam
Mendalam dalam hal ini ialah filsafat berpikir tidak setengah-setengah melainkan berpikir secara lebih jauh ke dalam sebuah kajian dari sebuah materi yang sedang dikaji agar didapatkan sebuah ilmu pengetahuan yang sempurna dan lebih kompleks.

c)      Mendasar

Pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental atau esensial obyek. Seorang filsuf seolah-olah mendapat panggilan untuk membiarkan pikirannya menjelajahi kenyataan. Namun, fase berikutnya adalah bagaimana ia merumuskan pikiran-pikirannya itu agar dapat dikomunikasikan pada orang lain serta dipertanggungjawabkan berdasarkan ilmu-ilmu dasar yang melandasinya serta didasarkan permasalahan yang sedang dihadapi.

d)     Analitik
Berpikir kritis terhadap konsep dan arti-arti yg biasanya diterima begitu saja oleh ilmu. Ciri berpikir ini selalu memecahkan persoalan dengan penalaran yang ilmiah dan selalu membuat analisis-analisis yang relevan dengan fakta yang ada.

e)      Komprehensif

Berfikir secara filsafat berusaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan. Artinya Filsafat tidak pernah berpikir secara sederhana tanpa melihat keseluruhan dari bahan kajian yang sedang dikaji.

f)       Spekulatif

Hasil pemikiran yang didapat dan dijadikan dasar bagi pemikiran selanjutnya, artinya membuat dugaan-dugaan yang masuk akal dengan tidak berdasarkan pada bukti  tetapi bukan berarti tidak ilmiah.

g)      Representatif
Cara berpikir filsafat yang harus mewakili dari kajian-kajian yang sedang dikaji dalam artian tidak memihak pada aspek-aspek tertentu(berat sebelah) sehingga akan didapatkan hasil kajian yang objektif.
h)      Evaluatif

Ciri berpikir yang menggunakan berbagai kriteria yang relevan dengan penilaian guna mengevaluasi kajian yang telah dilakukan untuk melihat masih adakah kekurangan yang terlihat pada kajian yang sedang dikaji.


2.      Cabang-Cabang Filsafat

a.       Epistemologi

Pengetahuan tentang pengetahuan. Pertanyaan-pertanyaan tentang kemungkinan-kemungkinan pengetahuan, tentang batas-batas pengetahuan, tentang asal pengetahuan dibicarakan dalam epistemologi. Kata epistemologi berarti "pengetahuan (Yunani:logia) tentang pengetahuan (episteme)".Dalam sejarah filsafat, terlihat suatu gerakan gelombang dari periode-periode perkembangan dan zaman-zaman skeptisis. Setiap akan mencapai suatu puncak, orang akan mulai ragu-ragu. Orang bertanya, apakah didunia ini memang  pernah akan mampu mencapai suatu kepastian tentang kebenaran pengetahuan kita.

b.      Etika

Cabang filsafat ini disebut juga filsafat moral yang  berbicara tentang tindakan manusia dalam menjalani kehidupannya.

c.       Estetika
Filsafat ini juga disebut filsafat seni karena menyelidiki mengapa sesuatu dialami sebagai suatu indah.
d.      Metafisika
Cabang filsafat yang berbicara tentang pertanyaan apakah Tuhan ada dan nama-nama tentang illahi.
e.       Politik

Filsafat yang mempelajari cabang studi dari filsafat yang membahas tema-tema kebebasan, keadilan, hak milik, hak-hak, dan juga menganalisis dari sudut pandang pemerintahan/kekuasaan.

f.       Filsafat Agama
Filsafat yang berhubungan dengan agama yang dianut seseorang dan selalu mengaitkan kehidupan ini dengan keberadaan tuhan sang pencipta dan terkadang banyak pertentangan dengan memisahkan filsafat dengan agama.

g.      Filsafat Ilmu

Bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu . Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya ilmu alam dan ilmu sosial, filsafat ilmu amat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi.


h.      Filsafat Pendidikan

Filsafat ini merupakan salah satu bidang filsafat yang memfokuskan kajiannya dalam bidang pendidikan dan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya piker (intelektual) maupun daya perasaan (emotional) menuju arah tabi’at manusia.


i.        Filsafat Hukum

Ilmu yang mempelajari hukum secara filosofis dan mempelajari hukum-hukum yang bersangkutan dengan kehidupan di masyarakat luas.

j.        Filsafat Matematika

Salah satu cabang filsafat yang mengkaji anggapan-anggapan filsafat, dasar-dasar, dan dampak-dampak matematika untuk memberikan rekaman sifat dan metodologi matematika dan untuk memahami kedudukan matematika di dalam kehidupan manusia.

k.      Kosmologi

Cabang filsafat yang disebut juga dengan filsafat alam karena berbicara tentang alam, kosmos. Cabang filsafat ini juga mempersoalkan dunia material, susunannya, aturannya, mencari hakikat dari waktu dan tempat, gerakan, hidup, dan sebagainya.


3.      Aliran Filsafat

a)      Rationalisme
Rasionalisme adalah mashab filsafat ilmu yang berpandangan bahwa rasio adalah sumber dari segala  pengetahuan. Dengan demikian, kriteria kebenaran  berbasis pada  intelektualitas. Strategi pengembangan ilmu model rasionalisme, dengan demikian, adalah mengeksplorasi gagasan dengan kemampuan intelektual manusia.

b)      Idealisme

Idealisme adalah tradisi pemikiran filsafat yang berpandangan bahwa doktrin tentang realitas eksternal tidak dapat dipahami secara terpisah dari kesadaran manusia. Dengan kata lain kategori dan gagasan eksis di dalam ruang kesadaran manusia terlebih dahulu sebelum adanya pengalaman-pengalaman inderawi. Pandangan Plato bahwa semua konsep eksis terpisah dari entitas materinya dapat dikatakan sebagai sumber dari pandangan idealism radikal. Karya dan pandangan Plato memberikan garis demarkasi yang jelas antara pikiran-pikiran idealis dengan pandangan materialis. Aritoteles menjadi orang yang memberikan tantangan pemikiran bagi gagasan-gagasan idealis Plato. Aristoteles mendasarkan pemikiran filsafatnya berdasarkan materi dan fisik.

c)      Positivisme

Aliran yang berpendirian bahwa filsafat hendaknya semata-mata berpangkal pada peristiwa yang positif, artinya peristiwa-peristiwa yang dialami manusia. Positivisme adalah doktrin filosofi dan ilmu pengetahuan sosial yang menempatkan peran sentral pengalaman dan bukti empiris sebagai basis dari ilmu pengetahuan dan penelitian. Terminologi positivisme dikenalkan oleh Auguste Comte untuk menolak doktrin nilai subyektif, digantikan oleh fakta yang bisa diamati serta penerapan metode ini untuk membangun ilmu pengetahuan yang diabdikan untuk memperbaiki kehidupan manusia.

d)     Eksistensialisme
Aliran yang berpendirian bahwa filsafat harus bertitik tolak pada manusia yang kongkret, yaitu manusia sebagai eksistensi, dan sehubungan dengan titik tolak ini. maka bagi manusia eksistensi itu mendahului esensi.
e)      Hedonisme

Aliran yang berpendapat bahwa perbuatan susila itu ialah perbuatan yang menimbulkan ‘hedone’ (kenikmatan dan kelezatan).

f)       Stoisme

Aliran yang meletakkan kebajikan pada kepuasan emosional dan spiritual. Pandangan terhadap moralitas tersebut didasarkan pada tujuan apa yang terkandung dalam suatu bentuk tindakan untuk menentukan benar atau salahnya suatu tindakan.

g)      Marxisme

Filsafat perjuangan kelas buruh untuk menumbangkan kapitalisme dan membawa sosialisme.

h)      Realisme

Realisme berpandangan bahwa kenyataan tidaklah terbatas pada pengalaman inderawi ataupun gagasan yang tebangun dari dalam. Dengan demikian realisme dapat dikatakan sebagai bentuk penolakan terhadap gagasan ekstrim idealisme dan empirisme. Dalam membangun ilmu pengetahuan, realisme memberikan teori dengan metode induksi empiris. Gagasan utama dari realisme dalam konteks pemerolehan pengetahuan adalah bahwa pengetahuan didapatkan dari dual hal, yaitu observasi dan pengembangan pemikiran baru dari observasi yang dilakukan. Dalam konteks ini, ilmuwan dapat saja menganalisa kategori fenomena-fenomena yang secara teoritis eksis walaupun tidak dapat diobservasi secara langsung.

i)        Materialisme

Aliran yang berpendapat bahwa hakikat hidup seseorang itu bersifat materi.

j)        Utilitarianisme

Aliran yang menilai baik dan buruknya perbuatan manusia ditinjau dari aspek kecil dan besarnya manfaat bagi sang manusia tersebut (utility = manfaat).

k)      Spiritualisme

Aliran yang berpendapat bahwa hakikat hidup seseorang itu bersifat roh dan berhubungan dengan hal-hal yang dianggap memiliki kekuatan lain(gaib) namun tetap ilmiah.

l)        Liberalisme
Aliran ini didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar